Jika wajah Nabi Yusuf a.s melukai tangan para wanita, wajah engkau Ya Habibullah melukai hati para pencinta mu. Nabi Yusuf a.s hanya satu keindahan daripada keindahan mu yang tersembunyi. Jika semua keindahan dirimu dizahirkan Allah, nescaya semua alam ini akan hancur lantaran fana melihat akan keindahan tersebut.
Maka barang siapa yang tiada merindui untuk menatap wajah engkau Ya Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم sama ada dalam mimpinya atau di akhirat nanti, maka dustalah kecintaan mereka dalam melafazkan cinta.
Sesungguhnya barangsiapa yang mengetahui dan mengenal ilmu Makrifatullah yang diambil atau ditahqiq akan hal itu dengan Mursyid yang haq, maka tiada lain melainkan jalan mereka membawa kepada zikir, tawajuh, muraqabah dan musyahadah. Barangsiapa yang memperolehi ilmu Makrifatullah yang sempurna, maka mereka adalah golongan ‘Arifbillah atau para Auliya’ Allah. Namun jika ilmu Makrifatullah diperolehi dengan tiada menghimpun baginya zikir, tawajuh, muraqabah dan musyahadah, maka mereka adalah golongan Auliya’ atau ‘Arif yang belum matang atau baligh.
Maka untuk mencapai kedewasaan atau kesempurnaan dalam maqam Auliya’, hendaklah mereka memiliki segala rahsia akan empat sayap tersebut. Sesungguhnya empat perkara tersebut adalah diwajibkan bagi para ahli Haqiqah dan ‘Arifbillah, sebagaimana diwajibkan atas ahli syariat yang aqil baligh seperti syahadat, solat lima waktu, puasa pada bulan ramadhan, mengeluarkan zakat dan mengerjakan haji bagi yang mampu.
Demikian diwajibkan bagi para ahli Haqiqah akan zikir, tawajuh, muraqabah dan musyahadah dan berkekalan keadaan tersebut sehingga ajal datang menjemput. Tetapi yang terlebih wajib bagi para ‘Arifbillah ialah “daimun qaimun”, yakni dengan sentiasa musyahadah kerana musyahadah itu adalah kesudah-sudahan amal AhliLlah dan kesudah-sudahan akan kurnia Allah Taala akan para Salik.
Melalui dzikir 4 tingkatan Syariat-Tarekat-Hakikat-Ma’rifat.
Padahal kalau ditelaah secara
hakikat Alam fenomena visual kegaiban ALLAH SWT Takkan Habis oleh masa,
batas, ruang dan waktu ibaratnya kalau menghitung ilmu-ilmuNYA ALLAH SWT
takkan habis biarpun laut dijadikan tinta untuk menulis ayat-ayat ilmu ALLAH
SWT Yang Maha Luas PengetahuanNYA Di Alam Jagat Raya (Q.s Al Kahfi :
109). Pohon dijadikan pena untuk menulis ilmu-ilmu Allah takkan pernah habis
ilmu-Nya (QS. Lukman : 27)
Berikut ini adalah Tuntunan-tuntunan Dzikir:
- Dzikir Syariat : “La Ilaha Illallah” diucapkan berulang-ulang dgn lisan sampai masuk kedalam hati sehingga lisan/mulut tak berucap lagi, rahasia dzikir ini terdiri dari 12 huruf yg sama maknanya dengan Waktu 12 jam, dzikir ini selalu dikumandangkan oleh para malaikat bumi (Malaikatul Ahyar) ketika ALLAH SWT menciptakan setiap makhlukNYA di muka bumi.
- Dzikir Tarekat : “ALLAH...ALLAH...ALLAH” diucapkan berulang-ulang di dalam hati saja dengan pengosongan pikiran fana (hampa) lalu fokus pada nama tadi sehingga nama ALLAH tadi membuat dan menciptakan alam bayangan hidup didepan mata anda sendiri, jangan kaget dan takut oleh fenomena tersebut karena para jin syetan selalu mengintai anda tetapi berlindunglah Kepada ALLAH SWT yang Maha Menjaga Orang Beriman dengan ayat dan doa : Audzu billahi minas syathanir rajim… La ilaha illallah anta subhanaka inni kuntu minaz zhalimin…lalu lafazkan…ALLAHU SALAMUN HAFIZHUN WALIYYUN WA MUHAIMIN (Allah Yang Maha sejahtera, Maha Memelihara, Maha Melindungi lagi Maha Menjaga Hambanya yg beriman).
- Dzikir Hakikat : “HU...HU...HU” (DIA ALLAH) diucapkan dalam hati saja dengan keadaan fana (hampa) melalui perantaraan tarikan Nafas ke dalam sampai ke perut, usahakan perut tetap keras biarpun nafas telah keluar, dalam bahasa ilmu tenaga dalam ini adalah metode pemusatan power lahiriah dari perut, dalam istilah cina yin dan yang ini adalah penyembuhan/pengobatan pada diri secara bathiniah dan kesemuanya itu benar adanya karena pusat perut adalah sumber daya energi kekuatan manusia secara lahiriah dan bathiniah serta secara hakikat dzikir ”HU” sebenarnaya tempatnya pada pusat perut dengan perantaraan cahaya nafas yg sangat berharga pada manusia.
- Dzikir Ma’rifat : ”HU AH..HU AH..HU AH” atau HU-WAH” (Dia ALLAH Bersamaku) sebenarnya bunyi dzikir ini sudah perpaduan antara hakikat dan ma’rifat, dzikir tersebut dilantunkan dalam hati saja dengan gerakan nafas “HU” masuk kedalam “AH” keluar nafas, pada para sufi (wali Allah) ini adalah dzikir kenikmatan, kecintaan (Mahabbatullah) yang sangat luas faedah hidayahnya dan karomahnya sehinngga dapat menyingkap tabir rahasia-rahasia Allah Swt pada gerakan kehidupan ini.
- Dzikir rahasia ma’rifat : ” Hu” wallahu Ahad (Allah Maha Tunggal)
Pada penjelasan diatas tentang
dzikir sebenarnya kalau bicara tentang tingkatan pemahaman Agama dengan
ilmu-ilmaNYA ALLAH SWT terdiri 7 fase tingkatan :
- Syariat : mentaati segala perintahnya dan menjauhi segala larangan-NYA
- Tarekat : Jalan spritual (kebatinan) menuju kepada-NYA
- Hakikat : Mengetahui arti makna sesuatu pada kehidupan TAPI hamba itu diam pada orang awam KARENA itulah ikatan janjinya kepada ALLAH SWT.
- Ma’rifat : Mengetahui
pengenalan dirinya kepada ALLAH SWT. Seperti yang dikatakan para Ahli
Sufi Waliyullah “Man Arafa Nafsahu Fakade Arafa Rabbahu” Brgsiapa
mengenal dirinya, niscaya pasti mengenali Tuhan-Nya, jadi maknanya
kenalilah dirimu sendiri sebelum mengenali ALLAH setelah engkau
Mengenali-Nya maka bersatulah wujud hakikimu BERSAMANYA… “Subhanallah
Wabihamdihi”.
- Musyahadah : Penyaksian fenomena kegaiban NUR ALLAH SWT Di langit & di bumi, ia menyaksikan-NYA bersama para wali-wali ALLAH dan nabi-nabi ALLAH serta Khususnya Baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW
- Mukasyaf : Terbukanya Hijab
Tabir rahasia-rahasia Allah seluruhnya di langit dan di bumi, para mukasyaf
saat ini hanya terdiri dari 111 orang saja di seluruh dunia dan
setiap ada wafat ada yang menggantikan Wali tersebut, jadi
berbahagialah hamba yang telah menemukannya dan menemuinya. karena
mereka biasanya tak terkenal dan tak diketahui, tak sama dengan ustad-ustad yang
“kondang” terkenal.
- Mahabbah : Kecintaan kepada
ALLAH SWT dengan penglihatan pada setiap gerakan nafas & hidupnya
ada kasih sayang TuhanNYA Yang Maha Pemberi Nan Maha pemurah, tingkatan
ini hanya ALLAH SWT saja yang tahu tentang kedudukan hambanya, karena
Maqom Kecintaan sendiri itu ada pada ke ikhlasan, kesabaran, istiqomah,
Tawakkal, Keyakinan, Ketakwaan, tapi ketahuilah saudara Wali-NYA saat
ini yang mencapai tingkatan MAHABBAH cuma berjumlah 11 (sebelas) orang
saja Di dunia ini dan setiap ada yang kembali kehadirat-NYA akan ada yang
menggantikannya (sama para Mukasyaf), maka sangat Berbahagialah di dunia dan Akherat orang-orang yang telah menjumpainya.
Dzikir diatas hanya untuk
sebagai pengantar “Keyakinan” bagi orang-orang yang berjalan di jalan
Tasawuf dan yang sudah mengenali hakikat dirinya dan Allah Subhanahu Wa
Ta’Ala.
Karena Di zaman sekarang ini
banyak sekali perbedaaan-perbedaan antar umat Islam dgn pemahaman-pemahaman ISLAM yang
radikal, menambah-nambah Ayat Al-Quran dan Al-hadist, dan yang saling
meng-klaim bahwa “Alirannyalah yg terbaik” dimata Allah, padahal
Firman Allah: “Inna Dina Indallahil Islam” Agama yang diridhoi-diterima
Allah adalah agama ISLAM.