HAKIKAT RASA
Ketika kita belajar agama berarti mulai
mengenal Tuhan. Banyak orang yang tidak
tahu bahwa dalam mempelajari agama harus
tahu tantang rasa, kebanyakan mereka
belajar tentang syariat saja, tidak
pernah menyinggung tentang rasa. Tetapi
apabila kita sudah belajar agama pada
tingkat tarekat ke atas, maka bab rasa
mulai dipelajari. Jadi pengetahuan
tentang rasa itu penting agar kita bisa
memahami benar tentang agama.
1.Rasa Tunggal
Yaitu rasa yang dimiliki oleh jasmani
atau jasad. Rasa tunggal biasanya
terwujud dalam rasa lelah, lemah, lesu.
Sementara itu rasa haus dan lapar bukan
milik jasmani tetepai milik nafsu.
Mengapa jasmani mempunyai rasa tunggal
karena sebenarnya dalam jasmani terdapat
penguasanya. Biasanya dalam mempelajari
ilmu bathin, anda akan diperkenalkan
tentang Qodham atau biasa disebut alif
lam alif. Itulah yang menjadi sebab
mengapa di dalam Al-Qur’an, Allah
memerintahkan agar kita selalu merawat
jasmani/ jasad. Kita harus merawatnya
agar selalu terhindar dari penyakit
jasmani dan tidak terserang penyakit
yang disebabkan karena ulah manusia,
seperti : masuk angin, panas, flu, dll.
Jika kita selalu menjaga dan
memperhatikan jasmani dengan sebaik
mungkin tentu mereka akan berterima
kasih. Jika dia diperlakukan dengan baik,
maka akan dibalas dengan kebaikan juga.
Sebenarnya jasad/ jasmani itu hanyah
pakaian yang kita pakai dalam kehidupan
sementara di alam dunia ini. selama
hidup di dunia ini kita harus merawat
jasad dengan baik, seperti
membersihkannya minimal 2 kali sehari,
berpuasa, keramas, berwudhu dan selalu
mengendalikan diri dari gangguan hawa
nafsu serta pengaruh alam, sehingga
ketika kita meninggal nanti, jasad yang
suci akan mau diajak kembali kepada Sang
Pencipta. Sama keadaanya seperti kita
terlahir di dunia ini.
Meninggal dalam keadaan yang suci
disebut mati syahid. Tetapi biasanya
kita menganggap bahwa ketika mati akan
meninggalkan jasad, pada waktu di alam
kubur Qodham akan mengalami siksa kubur
dan pada hari kiamat nanti akan
dibangkitkan. dalam mencari nafkah bagi
lahir maupun batin, janganlah melupakan
jasad. Jangan mengabaikan waktu
istirahat dan membersihkan jasad. Allah
menciptakan waktu 24 jam sehari dan kita
harus pandai dalam membaginya, yaitu
dengan menggunakan 8 jam untuk mencari
nafkah, 8 jam untuk melakukan ibadah dan
8 jam untuk beristirahat. Allah melarang
kita, untuk mengabaikan jasad. Dalam
berpuasa saja Allah mengatur waktunya.
Karena Allah tidak suka perbuatan yang
menyebabkan tubuh menjadi sakit. Dalam
diri kita yang suka sesuatu yang
berlebihan adalah dzat atau angan-angan.
Karena dzta mempunyai sifat yang tidak
pernah puas.
2. Sejatinya Rasa
2. Sejatinya Rasa
Sejatinya rasa adalah Sesuatu apapun
yang kita rasakan berasal dari luar
tubuh. Sehingga sejatinya rasa adalah
miliknya panca indera, yaitu :
-
Mata : senang melihat sesuatu hal yang indah dan tidak suka apabila melihat sesuatu hal yang tidak sesuai dengan hati atau tidak tepat.
-
Telinga : senang mendengar suara yang merdu atau lantunan yang indah tetapi tidak senang ketika mendengar fitnah atau sesuatu yang buruk.
-
Hidung : senang mencium bau yang wangi tetapi tidak suka mencium bau busuk.
-
Kulit : senang menyentuh orang yang disayang atau senang menyentuh sesuatu yang halus tetapi tidak suka bersinggungan dengan penyakit atau benda yang kasar dan panas.
-
Lidah : senang ketika memakan atau meminum yang enak manis atau tidak senang memakan atau meminum yang basi.
3. Rasa Sejati
Adalah rasa yang akan muncul apabila
terdapat rangsangan dari luar. Rasa yang
disebut manusiawi dan dikenal sebagi
nafsu kedagingan badan atau disebut juga
sebagai sifat badaniah. Rasa sejati akan
terlihat dan muncul ketika melakukan
hubungan seksual. Kemampuan pikiran
terkadang sangat sangat dalam bahkan
dapat menjangkaui kemampuan panca indra
itulah rasa sejati, Extrasensory Perception dan Psychokinesis serta telepati.
4. Rasa Tunggal
Sejati
Rasa tungal sejati merupakan rasa yang
sering diperoleh bagi mereka yang sudah
menguasai ilmu meraga sukma dan sholat
dha’im. Meragah sukma adalah suatu
proses pelepasan sukma (roh) dari raga
untuk mengadakan perjalanan ghaib kemana
saja tak terbatas ruang dan waktu.
Sedangkan sholat dha’im adalah proses
pada saat jasad dan batin kembali ke
dalam wujud nur kemudian bisa melakukan
perjalanan kemana saja sesuai yang
dikehendaki. Apabila memiliki ilmu
meragah sukma dan sholat dha’im, kita
bisa melakukan perjalanan sampai ke
Lauhul Mahfudz, pada awalnya kita akan
merasakan ujung kaki seperti ada aliran
yang menuju ke atas atau ke kepala.
Dalam meragah sukma, ketika aliran
sampai di dada akan memunculkan rasa
khawatir atau ragu-ragu. Apabila hati
ikhlas maka, selanjutnya sukma kita
dapat keluar dari jasad dan ternyata
sukma yang keluar tersebut masih
memiliki jasad. Sesungguhnya dalam diri
manusia terdiri dari beberapa wadah
selalin jasad atu jasmani. Dalam sholat
dha’im aliran dari ujung kaki akan
dengan cepat melesat meninggalkan tubuh
kita dalam bentuk nur (cahaya) sebesar
biji ketumbar yang dibelah menjadi tujuh
bagian. Rasa yang keluar dari tubuh
jasmani akan berubah menjadi setitik nur,
dan Nur inilah yang disebut dengan rasa
tunggal sejati.
Dalam melakukan meragah sukma maupun
sholat dha’im adalah yang terpenting
niatnya, sehingga kita bisa sampai
kemana saja sesuai dengan kehendak. Nah
rasa ini juga disebut rasa tunggal
sejati. Karena ketika kita melakukan
perjalanan tersebut sudah tidak
merasakan lapar, haus, dingin, panas,
dsb. Jika kita ingin mempunyai ilmu
meragah sukma dan sholat dha’im
dianjurkan sering melakukan puasa dan
tirakan lainnya. Jadikanlah puasa
sebagai seuatu kebiasaan serta selalu
berdzikir dengan cara nafi isbat dan
khalbu dalam keseharian serta ikhlas
karena Allah semata.
Ketika meragah sukma menggunakan Nur
Allah, tetapi jika sholat dha’im
mempergunakan Nur Ilahi. Karena adanya
rasa sejati, maka rasa adalah asal-usul
dari segala sesuatu yang ada. Itulah
sebabnya siapa saja yang hendak
memperdalam ilmu ma’rifat islam sangat
dianjurkan untuk selalu bertindak
berdasarkan dengan rasa. Hal ini
memiliki arti : janganlah membenci,
janganlah dendam, janganlah iri dan
dengki, janganlah syirik, janganlah
bertindak kasar, dll. Karena derajat
kita dihadapan Tuhan adalah sama, setiap
manusia pasti mempunyai rasa. Rasa
adalah lingkaran yang menghubungkan
antara etika pergaulan terhadap sesama
manusia dan Tuhan yang menciptakannya.
Rasa tunggal sejati ini memiliki arti
yang sangat luas, karena seakan-akan
hidup itu sendiri. Apapun yang hidup itu
memiliki arti, dan apapun yang yang
memiliki arti itu hidup. Sama seperti
apapun yang hidup itu memiliki rasa dan
apapun yang memiliki rasa itu hidup.
Setelah kita menelaah penjelasan ini,
dapat disimpulkan bahwa yang mendiami
rasa adalah hidup, dan hidup itu sendiri
adalah Allah Sang Pencipta. Kita semua
manusia di dunia ini adalah umat yang
hidup, untuk itu sesama umat manusia
haruslah saling menghormati dan
menghargai, saling tolong-menolong dalam
hal kebaikan dan tidak saling merugikan
satu dengan yang lainnya. Marilah kita
selalu mengupayakan diri kita agar
selalu bertindak sesuai dengan apa yang
dirasakan oleh hati. Jangan pernah
melakukan tindakan yang bertentangan
dengan hati apalagi sampai menentang
ajaran Allah. sungguh kita akan merugi
nantinya.
Mari sama-sama belajar menemukan jati
diri dan memperdalam ilmu agama agar
kita selalu berbuat yang mengarah kepada
kebaikan.