Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu
Blog Sang Pecinta Malam Lelananging Jagad

GOOGLE TRANSLATE....

Wednesday, July 20, 2016

HAKIKAT RASA PADA DIRI MANUSIA

HAKIKAT RASA
Ketika kita belajar agama berarti mulai mengenal Tuhan. Banyak orang yang tidak tahu bahwa dalam mempelajari agama harus tahu tantang rasa, kebanyakan mereka belajar tentang syariat saja, tidak pernah menyinggung tentang rasa. Tetapi apabila kita sudah belajar agama pada tingkat tarekat ke atas, maka bab rasa mulai dipelajari. Jadi pengetahuan tentang rasa itu penting agar kita bisa memahami benar tentang agama. 
 
Allah itu  maha ghoib sehingga dalam mengenal hal yang bersifat ghaib wajib mengerti tentang rasa. Berbeda dengan tingkat syariat yang hanya mengkaji telinga dan mulut saja, sehingga mereka hanya meyakini dari hasil kerja panca indranya, mengesampingkan bathinnya. Dalam belajar rasa dibagi menjadi beberapa golongan, ialah : Rasa Tunggal, Sejatinya Rasa, Rasa Sejati, Rasa Tunggal Sejati. Memahami rasa sangat perlu dilakukan dalam mengenal ghaib. Karena dengan memahami rasa yang dimiliki oleh batin tersebut sehingga kita dapat mengerti Yang Ghaib dalam arti yang sebenarnya.

 1.Rasa Tunggal
Yaitu rasa yang dimiliki oleh jasmani atau jasad. Rasa tunggal biasanya terwujud dalam rasa lelah, lemah, lesu. Sementara itu rasa haus dan lapar bukan milik jasmani tetepai milik nafsu. Mengapa jasmani mempunyai rasa tunggal karena sebenarnya dalam jasmani terdapat penguasanya. Biasanya dalam mempelajari ilmu bathin, anda akan diperkenalkan  tentang Qodham atau biasa disebut alif  lam alif. Itulah yang menjadi sebab mengapa di dalam Al-Qur’an, Allah memerintahkan agar kita selalu merawat jasmani/ jasad. Kita harus merawatnya agar selalu terhindar dari penyakit jasmani dan tidak terserang penyakit yang disebabkan karena ulah manusia, seperti : masuk angin, panas, flu, dll. 

Jika kita selalu menjaga dan memperhatikan jasmani dengan sebaik mungkin tentu  mereka akan berterima kasih. Jika dia diperlakukan dengan baik, maka akan dibalas dengan kebaikan juga. Sebenarnya jasad/ jasmani itu hanyah pakaian yang kita pakai dalam kehidupan sementara di alam dunia ini. selama hidup di dunia ini kita harus merawat jasad dengan baik, seperti membersihkannya minimal 2 kali sehari, berpuasa, keramas, berwudhu dan selalu mengendalikan diri dari gangguan hawa nafsu serta pengaruh alam, sehingga ketika kita meninggal nanti,  jasad yang suci akan mau diajak kembali kepada Sang Pencipta. Sama keadaanya seperti kita terlahir di dunia ini. 

Meninggal dalam keadaan yang suci disebut mati syahid. Tetapi biasanya kita menganggap bahwa ketika mati akan meninggalkan jasad, pada waktu di alam kubur Qodham akan mengalami siksa kubur dan pada hari kiamat nanti akan dibangkitkan. dalam mencari nafkah bagi lahir maupun batin, janganlah melupakan jasad. Jangan mengabaikan waktu  istirahat dan membersihkan jasad. Allah menciptakan waktu 24 jam sehari dan kita harus pandai dalam membaginya, yaitu dengan menggunakan  8 jam untuk mencari nafkah, 8 jam untuk melakukan ibadah dan 8 jam untuk beristirahat. Allah melarang kita, untuk mengabaikan jasad. Dalam berpuasa saja Allah mengatur waktunya. Karena Allah tidak suka perbuatan yang menyebabkan tubuh menjadi sakit. Dalam diri kita yang suka sesuatu yang berlebihan adalah dzat atau angan-angan. Karena dzta mempunyai sifat yang tidak pernah puas.

2. Sejatinya Rasa
Sejatinya rasa adalah Sesuatu apapun yang kita rasakan berasal dari luar tubuh. Sehingga sejatinya rasa adalah miliknya panca indera, yaitu :
  • Mata : senang melihat sesuatu hal yang indah dan tidak suka apabila melihat sesuatu hal yang tidak sesuai dengan hati atau tidak tepat.
  • Telinga : senang mendengar suara yang merdu atau lantunan yang indah tetapi tidak senang ketika mendengar fitnah atau sesuatu yang buruk.
  • Hidung : senang mencium bau yang wangi tetapi tidak suka mencium bau busuk.
  • Kulit : senang menyentuh orang yang disayang atau senang menyentuh sesuatu yang halus tetapi tidak suka bersinggungan dengan penyakit atau benda yang kasar dan panas.
  • Lidah : senang ketika memakan atau meminum yang enak manis atau tidak senang memakan atau meminum yang basi.
3. Rasa Sejati
Adalah rasa yang akan muncul apabila terdapat rangsangan dari luar. Rasa yang disebut manusiawi dan dikenal sebagi nafsu kedagingan badan atau disebut juga sebagai sifat badaniah. Rasa sejati akan terlihat dan muncul ketika melakukan hubungan seksual. Kemampuan pikiran terkadang sangat sangat dalam bahkan dapat menjangkaui kemampuan panca indra itulah rasa sejati,  Extrasensory Perception dan Psychokinesis serta telepati.

4. Rasa Tunggal Sejati
Rasa tungal sejati merupakan rasa yang sering diperoleh bagi mereka yang sudah menguasai ilmu meraga sukma  dan sholat dha’im. Meragah sukma adalah suatu proses pelepasan sukma (roh) dari raga untuk mengadakan perjalanan ghaib kemana saja tak terbatas ruang dan waktu. Sedangkan sholat dha’im adalah proses pada saat jasad dan batin kembali ke dalam wujud nur kemudian bisa melakukan perjalanan kemana saja sesuai yang dikehendaki. Apabila memiliki ilmu meragah sukma dan sholat dha’im, kita bisa melakukan perjalanan sampai ke Lauhul Mahfudz, pada awalnya kita akan merasakan ujung kaki seperti ada aliran yang menuju ke atas atau ke kepala. 

Dalam meragah sukma, ketika aliran sampai di dada akan memunculkan rasa khawatir atau ragu-ragu. Apabila hati ikhlas maka, selanjutnya sukma kita dapat keluar dari jasad dan ternyata sukma yang keluar tersebut masih memiliki jasad. Sesungguhnya dalam diri manusia terdiri dari beberapa wadah selalin jasad atu jasmani. Dalam sholat dha’im aliran dari ujung kaki akan dengan cepat melesat meninggalkan tubuh kita dalam bentuk nur (cahaya) sebesar biji ketumbar yang dibelah menjadi tujuh bagian. Rasa yang keluar dari tubuh jasmani akan berubah menjadi setitik nur, dan Nur inilah yang disebut dengan rasa tunggal sejati. 

Dalam melakukan meragah sukma maupun sholat dha’im adalah yang terpenting niatnya, sehingga kita bisa sampai kemana saja sesuai dengan kehendak. Nah rasa ini juga disebut rasa tunggal sejati. Karena ketika kita melakukan perjalanan tersebut sudah tidak merasakan lapar, haus, dingin, panas, dsb. Jika kita ingin mempunyai ilmu meragah sukma dan sholat dha’im dianjurkan sering melakukan puasa dan tirakan lainnya. Jadikanlah puasa sebagai seuatu kebiasaan serta selalu berdzikir dengan cara nafi isbat dan khalbu dalam keseharian serta ikhlas karena Allah semata. 

Ketika meragah sukma menggunakan Nur Allah, tetapi jika sholat dha’im mempergunakan Nur Ilahi. Karena adanya rasa sejati, maka rasa adalah asal-usul dari segala sesuatu yang ada. Itulah sebabnya siapa saja yang hendak memperdalam ilmu ma’rifat islam sangat dianjurkan untuk selalu bertindak berdasarkan dengan rasa. Hal ini memiliki arti : janganlah membenci, janganlah dendam, janganlah iri dan dengki, janganlah syirik, janganlah bertindak kasar, dll. Karena derajat kita dihadapan Tuhan adalah sama, setiap manusia pasti mempunyai rasa. Rasa adalah lingkaran yang menghubungkan antara etika pergaulan terhadap sesama manusia dan Tuhan yang menciptakannya. Rasa tunggal sejati ini memiliki arti yang sangat luas, karena seakan-akan hidup itu sendiri. Apapun yang hidup itu memiliki arti, dan apapun yang yang memiliki arti itu hidup. Sama seperti apapun yang hidup itu memiliki rasa dan apapun yang memiliki rasa itu hidup. 
 
Setelah kita menelaah penjelasan ini, dapat disimpulkan bahwa yang mendiami rasa adalah hidup, dan hidup itu sendiri adalah Allah Sang Pencipta. Kita semua manusia di dunia ini adalah umat yang hidup, untuk itu sesama umat manusia haruslah saling menghormati dan menghargai, saling tolong-menolong dalam hal kebaikan dan tidak saling merugikan satu dengan yang lainnya. Marilah kita selalu mengupayakan diri kita agar selalu bertindak sesuai dengan apa yang dirasakan oleh hati. Jangan pernah melakukan tindakan yang bertentangan dengan hati apalagi sampai menentang ajaran Allah. sungguh kita akan merugi nantinya.
Mari sama-sama belajar menemukan jati diri dan memperdalam ilmu agama agar kita selalu berbuat yang mengarah kepada kebaikan.