Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu
Blog Sang Pecinta Malam Lelananging Jagad

GOOGLE TRANSLATE....

Wednesday, July 20, 2016

Yang Besar Itu NAFSU Yang Berat Itu AMANAH

Seorang SUFI Berkata,"
"Perangilah hawa nafsumu dengan melakukan kebaktian kepada Allah swt. dan berriyadhah. Riyadhah ialah sedikit tidur, sedikit bicara dan sedikit makan serta bertahan dari gangguan manusia.

Sedikit tidur dapat membuat keinginan-keinginan hati menjadi baik, sedikit bicara menimbulkan keselamatan dari bahaya, dan bersabar dalam menghadapi gangguan manusia dapat menghantarkan untuk sampai pada derajat yang tinggi. Dan dengan sedikit makan akan melenyapkan kesenangan-kesenangan hawa nafsu."

YANG BERAT ITU AMANAH
Amanat berat telah disematkan pada manusia. Amanat ini berupa perintah dan larangan dari Allah. Ada manusia yang bisa memikul beban ini secara lahir dan batin, merekalah orang-orang beriman. Dan ada yang menerimanya dengan melakukan kemunafikan dan kesyirikan.
 
Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh” (QS. Al Ahzab: 72).

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah berkata,
Allah Ta’ala menerangkan mengenai beratnya amanat yang diemban. Amanat ini adalah menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Amanat ini ditunaikan dalam keadaan diam-diam atau tersembunyi, sebagaimana pula terang-terangan. Asalnya, Allah memberikan beban ini kepada makhluk yang besar seperti langit, bumi dan gunung. Jika amanat ini ditunaikan, maka akan memperoleh pahala yang besar. Namun jika dilanggar, maka akan memperoleh hukuman. Karena makhluk-makhluk ini takut tidak bisa mengembannya, bukan karena mereka ingin durhaka pada Rabb mereka atau ingin sedikit saja menuai pahala.


Lalu amanat tersebut diembankan pada manusia dengan syarat yang telah disebutkan. Mereka mengemban dan memikulnya, namun dalam keadaan berbuat zalim disertai kebodohan. Mereka senyatanya telah memikul beban yang teramat berat.

Dilihat dari menjalankan amanat ataukah tidak, manusia dibagi menjadi tiga:
1- Kaum munafik, yaitu yang secara lahir nampak memikul amanat, namun secara batin tidak.
2- Kaum musyrik, yaitu yang secara lahir dan batin tidak menjalankan amanat tersebut.
3- Kaum mukmin, yaitu yang secara lahir dan batin menjalankan amanat dengan baik.

Mengenai tiga golongan tersebut dijelaskan amalan, pahala dan balasan bagi mereka pada ayat selanjutnya. Allah Ta’ala berfirman,

لِيُعَذِّبَ اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ وَيَتُوبَ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 73).

Segala puji bagi Allah. Ayat terakhir ini, Allah tutup dengan menyebutkan dua nama-Nya yang mulia yang menunjukkan kemahasempurnaan ampunan, rahmat serta karunia Allah. Sedangkan kebanyakan makhluk tidak mensyukuri ampunan dan rahmat-Nya, malah membalasnya dengan berbuat kemunafikan dan kesyirikan.” (Taisir Al Karimir Rahman, 673-674).
Ada dua sebab kata Ibnu Taimiyah rahimahullah yang disimpulkan dari ayat ini bahwa manusia itu sulit memikul amanat yang Allah bebankan. Dua sebab itu adalah: (1) zalim, (2) tidak memiliki ilmu. Zalim dan tidak memiliki ilmu adalah dua sifat yang hampir berdekatan. Orang yang bodoh tidak tahu dirinya zalim. Sedangkan orang yang zalim adalah orang yang hakekatnya itu bodoh yang menghalanginya untuk meraih ilmu. (Lihat Tafsir Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, 5: 279-280).

Semoga Allah menghindarkan kita dari sifat zalim dan bodoh sehingga kita bisa memikul amanat berat yang Allah bebankan untuk menjalani perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Wallahu waliyyut taufiq.