Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu
Blog Sang Pecinta Malam Lelananging Jagad

GOOGLE TRANSLATE....

Wednesday, October 26, 2016

MAKNA ROH YANG BERADA DALAM BADAN KITA

Badan halus nama lainnya adalah  Roh, termasuk golongan materi. Orang Jawa menyebut bebakalan yang  berbentuk. Jadi, roh setiap orang bentuknya sama dengan bentuk jasadnya. Roh disebut badan halus, karena  memuat Sang Halus. Badan adalah wadah, seperti jasad yang disebut badan kasar, merupakan wadah (tempat) badan halus beserta perangkat-perangkatnya. Badan Halus ada yang menyebut nyawa. Yaitu sebagai pertandanya hidup. Namun bukan napas, karena yang disebut napas merupakan talinya hidup.
Yang disebut badan, adalah wadah. Halus artinya lembut yang sifatnya kasat mata. Isen-isen (muatannya) sangat banyak. Diantaranya adalah sukma, dan  yang paling inti adalah Sang Halus. Dalam bahasan lain, ada yang menyebut Roh ilapi. Yakni, inti dari hidup, atau Sang Hidup.

Ada yang mengatakan bahwa, Badan Halus termasuk golongan material yang berbentuk, bahannya dari yang disebut Nur Muhammad. Yang dimaksud Nur Muhammad, bukan Nur-nya nabi Muhammad. Tetapi, bila mengaji bab Sangkan Paran, maka sudah sangat lazim dan banyak yang menjelaskan tentang hal ini. Yakni sumber dari segala sumber bebakalan, yang berasal dari bayangannya Tuhan.

Apabila badan halus keluar dari jasad, maka keluar semuanya yang bersifat ruh. Dan, matilah sang jasad. Sebab, semua penghuninya ikut keluar. Bila yang keluar hanya sukma, maka tertidurlah jasadnya. Ketika tertidur, terjadi peristiwa yang disebut mimpi.
Lantas, siapakah yang disebut Sang Halus itu ? Apakah Sang Hidup, istilah lain ada yang menamakan Ingsun ? ataukah ruh Tuhan, sebagaimana hadis qudsi yang menegaskan bahwa Aku lebih dekat dari urat lehermu sendiri !

Guru-guru Kebatinan dulu, termasuk pujangga yang menulis ajaran khusus bab kaweruh ini, didalam memberikan pengajaran tidak secara jelas. Diputar-putar sehingga membingungkan. Itu dilakukan karena kuatir salah memahami. Apa lagi kepada orang awam seperti kita ini.

Bila Sang Halus, Ingsun atau sang Urip, disebut dia adalah Allah maka boleh-boleh saja. Namun bukan Allah yang dalam bahasa Arab bermakna sesembahan. Gusti Allah  yang disebah itu yang meliputi luar dan dalam. Sebagaimana ayat : Huwal awwalu wal akhiru, wadh dhahiru wal bathinu. Dia yang awal dan yang akhir, yang dhahir dan yang bathin.
Berarti Allah itu ada dua, yang didalam dan yang diluar ? Juga tidak demikian. Lantas, yang ada di dalam diri setiap pribadi manusia itu siapa ? Maka, untuk memahami pertanyaan tersebut, hendaknya  memahami dan merenungkan ayat-ayat Alquran. Sebagaimana : Iblis itu musuhnya Allah yang nyata.  Pengertiannya bahwa Allah memiliki musuh, yaitu iblis dan para pasukannya.

Pada ayat lain diterangkan, bahwa semua makhluk, baik malaikat, manusia, jin, setan, iblis, macam-macam binatang, baik yang didarat maupun di laut, semuanya merupakan kawulanya Gusti Allah. Mahluknya Gusti Allah. Ayat yang ini menerangkan bahwa Gusti Allah tidak punya musuh. Iblis, setan, dan sebangsanya semuanya kawula atau makhluknya Allah. Apakah ada kemampuan makhluk memusuhi penciptanya ?
Tentunya dua ayat tersebut bertolak belakang. Bila tidak memahami, maka membingungkan. Maka, yang dimaksud Iblis musuhnya Allah, artinya mereka yang terperangkap, yang mengikuti lakunya Iblis, tentu tidak kenal dan tidak tunduk kepada Allah. Yaitu zat Kang Maha Suci itu.

Sedangkan Ingsun,  atau Sang Halus, Roh Ilapi, atau Sang Urip, tidak lain bayangannya Allah. Yang disebut bayangan itu bukan cuilan atau pletikan. Namun, bayangan sebagaimana para pangudi kebatinan menyebut 1000 jambangan berisi air, berada di tanah lapang, terkena pantulan bayangan matahari.

Menurut pengertian ini, badan halus itulah roh yang terbuat dari Nur Muhammad. Bentuknya sama dengan bentuk jasad orangnya. Roh itu dimasuki berbagai piranti-piranti hidup, seperti pendengaran, penglihatan, penciuman, pengrasa, dan lain-lainnya. Termasuk juga nafsu, keinginan, akal, pancagriyo, dan lainnya. Kemudian dimasukkan ke dalam badan wadag/jasad. Sehingga menjadi manusia seutuhnya. Namun belum sempurna. Belum bisa bergerak, mendengar, bicara dan sebagainya. Oleh Allah disempurnakan dengan hembusan Ruh-Nya. Sebagaimana ayat :  “Dan ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya Ruh-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud (menghormat). (QS. Al-Hijr: 28-29)

Menurut pangudi kaweruh kebatinan, yang ditiupkan ke dalam jasad manusia itu, adalah bayangan ruh Tuhan yang disebut Sang Halus tadi. Dan yang disebut Tuhan, yang meliputi segala sesuatu, yang memiliki sifat wajib 20, sifat mokal 20, dan satu sifat jaiz.