Badan halus nama lainnya adalah Roh, termasuk golongan materi. Orang
Jawa menyebut bebakalan yang berbentuk. Jadi, roh setiap orang
bentuknya sama dengan bentuk jasadnya. Roh disebut badan halus, karena memuat Sang Halus. Badan adalah
wadah, seperti jasad yang disebut badan kasar, merupakan wadah (tempat)
badan halus beserta perangkat-perangkatnya. Badan Halus ada yang menyebut nyawa. Yaitu sebagai pertandanya hidup.
Namun bukan napas, karena yang disebut napas merupakan talinya hidup.
Yang disebut badan, adalah wadah. Halus artinya lembut yang sifatnya
kasat mata. Isen-isen (muatannya) sangat banyak. Diantaranya adalah
sukma, dan yang paling inti adalah Sang Halus. Dalam bahasan lain, ada
yang menyebut Roh ilapi. Yakni, inti dari hidup, atau Sang Hidup.
Ada yang mengatakan bahwa, Badan Halus termasuk golongan material
yang berbentuk, bahannya dari yang disebut Nur Muhammad. Yang dimaksud
Nur Muhammad, bukan Nur-nya nabi Muhammad. Tetapi, bila mengaji bab
Sangkan Paran, maka sudah sangat lazim dan banyak yang menjelaskan
tentang hal ini. Yakni sumber dari segala sumber bebakalan, yang berasal
dari bayangannya Tuhan.
Apabila badan halus keluar dari jasad, maka keluar semuanya yang
bersifat ruh. Dan, matilah sang jasad. Sebab, semua penghuninya ikut
keluar. Bila yang keluar hanya sukma, maka tertidurlah jasadnya. Ketika
tertidur, terjadi peristiwa yang disebut mimpi.
Lantas, siapakah yang disebut Sang Halus itu ? Apakah Sang Hidup,
istilah lain ada yang menamakan Ingsun ? ataukah ruh Tuhan, sebagaimana
hadis qudsi yang menegaskan bahwa Aku lebih dekat dari urat lehermu
sendiri !
Guru-guru Kebatinan dulu, termasuk pujangga yang menulis ajaran
khusus bab kaweruh ini, didalam memberikan pengajaran tidak secara
jelas. Diputar-putar sehingga membingungkan. Itu dilakukan karena kuatir
salah memahami. Apa lagi kepada orang awam seperti kita ini.
Bila Sang Halus, Ingsun atau sang Urip, disebut dia adalah Allah maka
boleh-boleh saja. Namun bukan Allah yang dalam bahasa Arab bermakna
sesembahan. Gusti Allah yang disebah itu yang meliputi luar dan dalam.
Sebagaimana ayat : Huwal awwalu wal akhiru, wadh dhahiru wal bathinu.
Dia yang awal dan yang akhir, yang dhahir dan yang bathin.
Berarti Allah itu ada dua, yang didalam dan yang diluar ? Juga tidak
demikian. Lantas, yang ada di dalam diri setiap pribadi manusia itu
siapa ? Maka, untuk memahami pertanyaan tersebut, hendaknya memahami
dan merenungkan ayat-ayat Alquran. Sebagaimana : Iblis itu musuhnya
Allah yang nyata. Pengertiannya bahwa Allah memiliki musuh, yaitu iblis
dan para pasukannya.
Pada ayat lain diterangkan, bahwa semua makhluk, baik malaikat,
manusia, jin, setan, iblis, macam-macam binatang, baik yang didarat
maupun di laut, semuanya merupakan kawulanya Gusti Allah. Mahluknya
Gusti Allah. Ayat yang ini menerangkan bahwa Gusti Allah tidak punya
musuh. Iblis, setan, dan sebangsanya semuanya kawula atau makhluknya
Allah. Apakah ada kemampuan makhluk memusuhi penciptanya ?
Tentunya dua ayat tersebut bertolak belakang. Bila tidak memahami,
maka membingungkan. Maka, yang dimaksud Iblis musuhnya Allah, artinya
mereka yang terperangkap, yang mengikuti lakunya Iblis, tentu tidak
kenal dan tidak tunduk kepada Allah. Yaitu zat Kang Maha Suci itu.
Sedangkan Ingsun, atau Sang Halus, Roh Ilapi, atau Sang Urip, tidak
lain bayangannya Allah. Yang disebut bayangan itu bukan cuilan atau
pletikan. Namun, bayangan sebagaimana para pangudi kebatinan menyebut
1000 jambangan berisi air, berada di tanah lapang, terkena pantulan
bayangan matahari.
Menurut pengertian ini, badan halus itulah roh yang terbuat dari Nur
Muhammad. Bentuknya sama dengan bentuk jasad orangnya. Roh itu dimasuki
berbagai piranti-piranti hidup, seperti pendengaran, penglihatan,
penciuman, pengrasa, dan lain-lainnya. Termasuk juga nafsu, keinginan,
akal, pancagriyo, dan lainnya. Kemudian dimasukkan ke dalam badan
wadag/jasad. Sehingga menjadi manusia seutuhnya. Namun belum sempurna.
Belum bisa bergerak, mendengar, bicara dan sebagainya. Oleh Allah
disempurnakan dengan hembusan Ruh-Nya. Sebagaimana ayat : “Dan ketika
Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari
lumpur hitam yang diberi bentuk, Maka apabila Aku telah menyempurnakan
kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya Ruh-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud (menghormat). (QS. Al-Hijr: 28-29)
Menurut pangudi kaweruh kebatinan, yang ditiupkan ke dalam jasad
manusia itu, adalah bayangan ruh Tuhan yang disebut Sang Halus tadi. Dan
yang disebut Tuhan, yang meliputi segala sesuatu, yang memiliki sifat
wajib 20, sifat mokal 20, dan satu sifat jaiz.