Kehidupan ini berjalan dari waktu ke waktu, yang banyak menghasilkan kisah, cerita dan peristiwa. Kadang saat sendirian, pikiran teringat kisah yang dulu pernah dilakukan tentu ada yang senang, gembira atau sedih.
Saling Berpandangan, Kok Jatuhnya Ke Hati
Tidakkah kau sadari aku menginginkan sesuatu darimu?
Awalnya dari beradu tatap.
Lama-lama ada rasa hinggap.
Tiba-tiba kau diam senyap.
Karena terlalu dalam kau menatap.
Tatap aku lalu dekap aku.
Biarkan Asmara Kita saling Beradu.
Setelah itu biarlah punggung kita saling menghadap.
Aku janji.......cuma sekali saja.
Sore itu kita bertemu lagi.
Kau tatap aku dalam-dalam....
Akupun menatapmu dalam-dalam..
Ada rasa yang hinggap ke hati
Ada rasa ingin dirimu.
Tatap matamu satu...
Mampu menyulap rasa cinta.
Membuat hati terperangkap.
Wajahmu secantik bidadari
Selembut dan sebening malaikat.
Pesonamu memikat.
Kita semakin dekat.
Tapi kisah kita terlalu singkat.
Aku membayangkanmu sebagai matahari dan aku bulan
Yang rela terpikat oleh pesona cahayamu.
Cintamu dan Cintaku terjadi begitu saja.
Seperti rasa kopi-susu : hangat, nikmat, pekat, memikat, dan mengikat.
Tersenyumlah seperti pertama kali kita berjumpa dan saling berpandangan.
Agar aku terpikat lagi padamu.
Oleh : Iwan Wijaya Purba Wisesa